COVID-19 di Semarang turun, Hendi melonggarkan pembatasan aktivitas dengan memperkuat pengawasan
TRIBUNNEWS.COM-Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan kasus COVID-19 di Kota Semarang sudah mulai menurun. Wali Kota Semarang dalam jumpa pers yang digelar di Balaikota Semarang mengatakan: “Ini sangat menggembirakan. Pertama, peningkatan angka penderita Covid-19 di Kota Semarang kini kurang dari 100.” Minggu (7/2). Ia juga menjelaskan, meski dulu ada 100 kasus COVID-19 di Kota Semarang yang setiap hari aktif meningkat, kini tren ini turun menjadi sekitar 86 kasus per hari. Walikota Semarang menjelaskan: “Pada 25 Januari, jumlah kasus aktif adalah 786, lalu jumlah kasus positif Covid-positif menurun, tepatnya dari 7 Februari menjadi 665.” Meskipun COVID-Kota Semarang ke-19. Statistik menunjukkan tren positif, dan Hendy terus mengajak warga Kota Semarang memahami penyebaran virus corona. Hendi mengatakan: “Namun sedulur-sedulur tetap perlu diwaspadai, salah satunya dengan menurunkan mobilitas dan disiplin dalam pelaksanaan regulasi kesehatan.” – Sesuai dengan penurunan angka COVID-19, Hendi dan Kota Semarang Forum komunikasi pimpinan daerah mencapai mufakat untuk melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). “Kita akan beri sedikit komentar dengan mempromosikan PKM. Booth, vendor, resto dan tempat hiburan bisa buka sampai jam 11 malam. Wib. Hendy mengatakan dulu shopping mall hanya beroperasi sampai jam 8 malam, tapi sekarang bisa mencapai jam 9 malam. pm Point. Begitu pula dengan adanya pembatasan kegiatan sosial budaya, seperti seminar, seminar dan pernikahan.

“Namun kenyataannya kegiatan yang dilakukan dapat menampung hingga 100 orang, atau hingga 50% dari jumlah penduduk. Oleh karena itu jika kapasitas aula 100 orang maka dapat menampung 50 orang, dan jika kapasitas gedung 1000 orang dapat menampung 100 orang. -Di sisi lain, Hendi tak memungkiri angka kematian di Kota Semarang disebabkan Covid-19. Masih sangat tinggi. Angka kematian di Kota Semarang sendiri sekitar 7,3% sedangkan angka kematian nasional sekitar 5%. Agar pihaknya bisa melanjutkan rangkaian pengawasan PKM untuk meredam penyebaran virus.
“Selanjutnya kegiatan pengawasan akan dilanjutkan di desa-desa, antara lain Lurah, Babinsa dan Babinkamtibmas,” tambahnya.