TRIBUNNEWS.COM-Ratusan pengemudi ojek online telah bertekad untuk mengubur pasien mereka di bawah pengawasan (PDP).

Pasien meninggal dunia setelah dipukuli di Jalan Darmo Harapan Sukomanunggal di Surabaya. Pada Minggu (7 Juni 2020), sopir Jool mendatangi rumah duka dan singgah di kamar jenazah RSUD Dr. Soetomo.

Sopir Ojol memprotes apakah pemakaman rekannya dilakukan sesuai dengan protokol Covid-19.

Wahyu, adik korban, membantah apakah korban serangan meninggal karena korona.

“Kecelakaan akibat serangan itu, koronainya negatif,” ujarnya, seperti dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (6/9/2020).

Setelah pihak rumah sakit mencapai kesepakatan dengan pihak keluarga, diperbolehkan untuk Bawa pulang jenazahnya .

Pengemudi gunung dan keluarganya menggunakan prosedur fun hall normal .

Baca: Kemungkinan masalah Polisi mengatakan bahwa pengemudi sengaja mengenakan atribut Ojol untuk memberontak terhadap aturan Gage

Bca : Risa Saraswati Merinding, Kisah Penumpang Ojol yang Meninggal Empat Tahun Lalu-Baca: Peralihan PSBB Jadi Harapan Baru Pengemudi Ojol Hari Pertama Ceritanya-Persatuan Humas Pengemudi Indonesia PDOI Jawa Timur Provinsial Daniel Lukas Rorong mengatakan bahwa rumah sakit menemukan paru-paru korban leukoplakia.

“Dokter Hubungan Masyarakat”. Soetomo mengabarkan, serangkaian pemeriksaan sudah dilakukan dan almarhum ada bercak di paru-parunya.