Report oleh TribunJakarta.com reporter Wahyu Septiana-Jakarta, TRIBUNNEWS.COM – Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) berencana untuk secara tegas menentang tindakan hukum yang diambil oleh tim nasional Saddil Ramdani, salah satu penyelenggara tim. -Hukum terhadap satu pemain tim nasional Indonesia telah menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk menghindari tersandung ke kasus serupa.

Jika faktanya terbukti benar, PSSI tidak mau menyatakan kutukan tegas dan mengundang pihak berwenang untuk menanganinya sesuai dengan hukum yang berlaku. — Manajer Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan bahwa partainya tidak akan memberikan hak istimewa untuk kasus yang sedang berlangsung.

Sebagai pemain tim nasional Indonesia, ini harus menjadi panutan dan panutan bagi pemain lain.

“Selain itu, para pemain tim nasional harus menjadi panutan dan panutan bagi pemain lain. Pemain sepakbola dan masyarakat luas,” kata Iriawan dalam pernyataan resmi “Sabt”. u (4/4/2020) .

Seorang yang bernama sehari-hari bernama Iwan Bule mengungkapkan prinsip kesetaraan di depan hukum yang berlaku untuk semua warga negara Indonesia (WNI).

Dia mematuhi ketentuan Pasal 27 Tahun 1945 untuk membacakan Konstitusi semua warga negara harus dipatuhi oleh hukum dan pemerintah, dan harus memelihara hukum dan pemerintah tanpa kecuali.

Selain itu, jika Saddil Ramdani dinyatakan bersalah, PSSI akan melaporkan kasus ini kepada Komite Disiplin (Komdis) tanpa ragu-ragu. “Karena tindakannya merusak reputasi dan standar sepakbolanya.” Mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat mengatakan: “Saya juga bisa merujuk kasus ini ke Komite Disiplin PSSI (Komdis).”

Sejauh yang kami tahu, Para pemain utama Bhayangakara FC diduga memiliki perilaku kekerasan dan identitas mereka dianggap mencurigakan.

Pemukulan terjadi di Kendari, sebelah tenggara Sulawesi.